Ketika itu, saat sudah masuk waktunya, umat tanpa dipanggil sudah
berkumpul untuk menunaikan sholat. Namun ketika sudah hijrah ke Madinah,
Rasulullah merasa perlu membuat tanda panggilan untuk sholat.
Dikutip dari Biografi Umar bin Khatab karya Muhammad Hasan Haekal, awalnya Rasulullah kepikiran untuk menggunakan terompet, seperti kebiasaan orang Yahudi. Namun beliau sendiri tidak menyukai terompet.
Dikutip dari Biografi Umar bin Khatab karya Muhammad Hasan Haekal, awalnya Rasulullah kepikiran untuk menggunakan terompet, seperti kebiasaan orang Yahudi. Namun beliau sendiri tidak menyukai terompet.
Rasulullah kemudian menugaskan Umar bin Khatab untuk membeli genta keesokan harinya. Namun saat tidur di malam harinya, Umar bermimpi. Umar dalam mimpinya diperintahkan untuk tidak menggunakan Genta tapi serukan Adzan untuk memanggil umat Sholat. Maka Umar bermaksud menemui Rasulullah untuk memberi tahukan mimpinya.
Kisah kali ini tentang orang-orang yang terlibat langsung dalam sejarah awal
mula lantunan adzan. Di awal kenabian Rasululllah Muhammad SAW tak ada
panggilan khusus bagi umat Islam untuk menunaikan sholat wajib.
Dalam versi lain disebutkan bahwa, saat Umar dan Zaid mimpi hal yang sama, Rasulullah sudah lebih dulu mendapat wahyu soal adzan.
Hari itu, sebelum Umar dan Zaid memberitahukan mimpinya, Rasulullah sudah menyuruh Bilal mengumandangkan adzan dengan lafal yang sekarang sering kita dengar.
Umar yang ketika itu masih di rumah mendengar adzan yang dilantunkan Bilal. Dia pun keluar rumah dan menemui Rasulullah, lalu diceritakannya mimpi soal seruan adzan.
"Rasulullah, demi yang mengutus Anda dengan sebenarnya, saya bermimpi seperti itu (seruan Adzan)," kata Umar.
Sejak itulah adzan berkumandang di Madinah saat masuk waktu sholat. Umar bin Khatab dan Abdullah bin Zaid dua tokoh yang jadi saksi dalam sejarah asal muasal seruan Adzan.