Minggu, 18 Januari 2015

Sekilas tentang cara membuat perhiasan perak

Bahan baku perak ini ada yang berbentuk batangan, ada juga yang berbentuk bola-bola sangat kecil. Untuk membuat kerajinan, bahan baku perak kemudian dicampur dengan 7,5% tembaga. Jadi, kadar peraknya 92,5%. Hal ini dilakukan agar perak yang dibuat tidak terlalu lemas. “Kalau terlalu lemas akan cepat rusak, alat-alat yang diperluka antara lain :
  1. Kompor perak
  2. gunting
  3. perak
  4. tang jepit
  5. pinset
  6. perak murni
  7. tembaga
Pada pembuatan secara tradisional, untuk mencampur perak dan tembaga ini kedua bahan dipanaskan dengan api dari kompor yang menggunakan bahan bakar gas. Sistem kerjanya mirip dengan tukang las. Hanya saja agar api bisa keluar, pengrajin yang membuat harus menginjak kompor tersebut. Api pun keluar menyemprot ke arah bahan hingga luntur.
Setelah itu bahan dipotong berdasarkan keperluan. Misalnya untuk gelang, bahan itu dibentuk pipih dengan lebar 2-3 cm dan panjang sekitar 15 cm. Karena masih lentur, bahan itu kemudian dibentuk melingkar seperti layaknya gelang. Pada sisi potongan itu diberi dasar kawat yang dilekatkan dengan lem pada bentuk gelang itu tadi. Untuk menghaluskan sambungan kawat dengan perak, kedua bahan juga dipatri sehingga melekat permanen. Baru kemudian gelang tesebut diisi dekorasi atau hiasan batu mulia atau hiasan lainnya sebagai aksesori.
Bahan yang jadi itu kemudian diampelas dan dibersihkan dengan asam jawa kemudian direndam dengan garam dan air yang mendidih. Selesai dibersihkan dengan air mendidih, bahan disikat untuk kemudian dikeringkan sampai tidak ada air sama sekali pada gelang. Untuk membuat agar mengkilap, bahan dipoles dengan mesin pemoles. Dan, barang siap dijual.
Lamanya membuat barang kerajinan ini tergantung pada tingkat kerumitan pembuatannya. Misalnya cincin yang relatif kecil tentu saja berbeda dengan miniatur becak misalnya. Cincin yang sederhana desainnya lebih cepat proses pembuatannya daripada miniatur becak yang bisa sampai seminggu. Proses pembuatan kerajinan di kami biasanya sistem tahapan, tidak per barang. Misalnya membuat gelang, selama satu hari hanya membuat campuran dulu hingga bentuknya dulu. Besoknya baru diberi aksesoris hingga barang siap dijual.
Umumnya, untuk barang kerajinan sederhana semacam cincin, di tiap art shop terdapat beberapa pengrajinnya. Di art shop kami misalnya, ada tiga pengrajin untuk membuat kerajinan sederhana seperti cincin, gelang, dan anting. Sedangkan kerajinan yang rumit, biasanya ada tukang lain yang membuat kami juga membeli dari beberapa pengrajin di desa. Model yang sama diterapkan di semua art shop. Selain ada pengrajin sendiri, mereka juga membeli dari pengrajin lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment please...

Mereka yang Jadi Saksi Awal Mula Lantunan Adzan

Ketika itu, saat sudah masuk waktunya, umat tanpa dipanggil sudah berkumpul untuk menunaikan sholat. Namun ketika sudah hijrah ke M...